Indonesia disadap
MPR Desak Pemerintah Tegas Soal Penyadapan AS
JAKARTA - Majelis Permusyawaratan Trakyat (MPR) meminta
pemerintah bersikap tegas dan melayangkan protes ke Amerika Serikat
(AS) yang diketahui telah melakukan penyadapan terhadap Indonesia. AS
dibantu Australia menyadap Indonesia terkait dengan sengketa perdagangan
Negeri Paman Sam itu.
"Harus minta klarifikasi. Kita harus punya sikap kalau memang dua negara
itu bersikap tidak bersahabat," kata Ketua MPR Sidarto Danusubroto di
Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (18/2/2014).
Sidarto mengakui, kedua negara tersebut memiliki peralatan teknologi
yang sangat canggih, sehingga bisa mudah menyadap negara-negara lain
yang diinginkan. Bahkan politikus PDI Perjuangan ini mengatakan, AS dan
Australia memiliki peta yang sangat detail negara-negara di seluruh
dunia.
"Satelit-satelit kan dimiliki mereka. Mereka selalu punya peta setiap
negara, bisa dimonitor oleh dia. Kita harus sikapi hal yang sama,
Amerika dan Australia," harapnya.
Dugaan penyadapan terbaru ini terbongkar oleh dokumen NSA yang
dibocorkan oleh Edward Snowden. Dokumen itu diperoleh oleh The New York
Times dan disebar oleh The Guardian. Penyadapan tersebut terjadi pada
2013 dan seperti mengulang ulah Negeri Kanguru yang melakukan penyadapan
terhadap Presiden SBY dan Ibu Negara Ani Yudhoyono.
Berdasarkan dokumen yang diperoleh The New York Times, NSA bersama
dengan Australia Signals Directorate (ASD), melakukan penyadapan
terhadap sebuah firma hukum AS. Firma hukum tersebut mewakili Indonesia
ketika terlibat sengketa perdagangan dengan Amerika. Sengketa tersebut
termasuk masalah perdagangan udang serta rokok kretek.
ASD bersama dengan NSA juga diketahui memperoleh data enskripsi milik
Indosat dan Telkomsel. Menurut dugaan, kedua badan intelijen tersebut
memperoleh 1,8 juta data.
(GIC)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan isi komentar anda !!!